Rabu 27 Feb 2013 06:54 WIB

Produk Sapi Oplosan Hancurkan Citra Kuliner Eropa

Rep: Ilhami Rizqi Asyha/ Red: Dewi Mardiani
Lasagna - ilustrasi
Foto: jonashton.com
Lasagna - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak jaman dahulu, orang Eropa terkenal menghormati dan menikmati masakan nenek yang dimasak lama dengan bahan segar dari ladang, sedangkan orang Amerika terkenal dengan menghasilkan makanan sampah, yang disimbolisasi oleh burger dan kentang goreng.

Namun, selama dua minggu terakhir, orang Eropa telah menyaksikan terbongkarnya skandal internasional yang melibatkan pembeli, pemilik pabrik, dan penjual produk makanan telah 'tercemar', Makanan itu dibekukan dan dikirim ke negara yang mengutamakan keuntungan, seperti Swedia,Italia, Ceko, dan Prancis.

Skandal ini terbongkar pada 7 Pebruari, ketika Badan Asosiasi Makanan Britain menemukan daging kuda di dalam lasagna beku yang berlabel 100 persen daging sapi. Lembaga Pecinta Kuda Briton, yang tak pernah berpikir akan mengonsumsi  binatang cantik tersebut terkejut, karena lasagna itu ada di seluruh pelosok Inggris.

“Ini adalah penipuan,” kata Menteri Lingkungan Inggris, Owen Paterson, menyuarakan diri sebagai warga Inggris. “Bila produknya mengatakan itu dari sapi dan ternyata yang kau beli adalah kuda, itu adalah penipuan,” tegas Paterson dalam laporan The Washington Post.

Tapi itu baru awal, pada Selasa (12/2), warga Eropa kembali dikejutkan dengan makanan beku yang 'dioplos' daging kuda ke seluruh Eropa. Sejak kapan hal ini berlangsung, belum diketahui. Akibatnya, makanan beku seperti pie daging, pizza, dan bakso telah ditarik dari pasaran, kurang lebih di 16 negara.

Investigasi telah dilakukan. Uni Eropa telah mengeluarkan mandat untuk melakukan tes DNA pada makanan tersebut walaupun memakan biaya. Presiden Prancis, Francois Hollande, mengatakan seluruh produk berbahan daging yang dijual di Prancis harus berlabel negara asli.

“Seluruh sektor telah jatuh ke dalam kecurigaan kecurangan tanpa terkecuali,” kata Jean-Rene Buisson, presiden Industri Makanan Perancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement