Rabu 27 Feb 2013 10:16 WIB

Meksiko Akui 26.121 Orang Hilang Saat Calderon Menjabat

Rep: Indah Wulandari/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Meksiko Felipe Calderon (kanan) menyambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Antara
Presiden Meksiko Felipe Calderon (kanan) menyambut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pemerintah Meksiko akhirnya mau merilis angka 26.121 kasus orang hilang selama pemerintahan Presiden Felipe Calderon. Itu setelah lembaga swadaya masyarakat Human Right Watch membeberkan sejumlah kasus orang hilang terkait kartel narkoba.

"Kita perlu jelaskan, data ini tidak spesifik menyebutkan alasan hilangnya mereka. Karena klasifikasinya sangat bervariasi dan tidak semuanya terkait aksi kriminalitas," papar Sekretaris Bidang hak asasi manusia Kementerian Dalam Negeri Meksiko, Lia Limon, Selasa (26/2).

Seperti dikutip AP, Menurutnya angka ini merupakan akumulasi pada pemerintahan Calderon selama enam tahun. Belum termasuk data November 2012 yang menjadi awal pemerintahan baru. 

Namun, data tersebut disangkal pihak kepresidenan. Mereka hanya menyebutkan ada 5.319 nama orang hilang. Limon pun ingin mengonfirmasi data antara pemerintah dan kelompok LSM lainnya.

Pemerintah Meksiko pun bakal mencari penyebab hilangnya warga mereka itu secara mendetil. Apakah menjadi korban kriminalitas, migrasi ke Amerika Serikat, alasan pribadi, ataukah akibat bencana alam.

Ia menghklaim, investigasi sudah berjalan terhadap 20.915 kasus. Ia juga menjamin akses informasi publik dibuka di website resmi mereka dengan mengetikkan nama subyek orang hilang.

Desakan pada pemerintah Meksiko kian hari makin gencar. Data terbaru versi kelompok sipil Propuesta Civica menyebutkan ada  20.582 kasus orang hilang. Beberapa hari lalu koran The Washington pun menerbitkan sebuah berita yang menyebutkan ada 25 ribu nama orang hilang di Meksiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement