Rabu 27 Feb 2013 17:40 WIB

Warga Afghanistan Ancam Bergabung dengan Taliban

Rep: Hannan Putra/ Red: Mansyur Faqih
protes warga Afghanistan di pangkalan militer AS (Ilustrasi)
Foto: washington post
protes warga Afghanistan di pangkalan militer AS (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Afghanistan dari Provinsi Wardak turun ke jalan. Mereka memprotes tindakan yang dilakukan tentara AS yang menganiaya, membunuh, merampok, dan menindas warga.

Demonstrasi yang digelar Selasa (26/2) tersebut menuntut tentara AS segera hengkang dari tanah air mereka. Pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel dan slogan anti-Amerika, seperti 'Mati untuk Amerika,', 'Mati untuk Obama,' dan 'Mati untuk pasukan khusus.'

Para pengunjuk rasa juga mengancam akan bergabung dengan Taliban jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.

"Jika situasi terus seperti ini, provinsi ini akan segera runtuh. Rakyat akan bergabung dengan gerakan perlawanan karena perlakuan kejam tentara AS," tutur salah seorang pengunjuk rasa Abdul Qadim kepada Reuters, seperti dikutip media lokal Khaama Press, (27/2).

Sebelumnya, juru bicara Presiden Hamid Karzai, Aimal Faizi, menyatakan Pemerintah Afghanistan memberi waktu selambat-lambatnya dua pekan kepada pasukan AS untuk angkat kaki dari bumi Afghanistan.

Pernyataan yang disampaikan Ahad (24/2) karena desakan dari warga Wardak sendiri yang mengungkap penganiayaan yang kerap dilakukan tentara AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement