Kamis 28 Feb 2013 02:29 WIB

Kanada usut Hilangnya Staf PBB-nya di Golan

Tank-tank Israel dalam posisi menghadap sebuah desa Suriah dari Dataran Tinggi Golan.
Foto: Reuters/Avihu Shapira
Tank-tank Israel dalam posisi menghadap sebuah desa Suriah dari Dataran Tinggi Golan.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada, Selasa (26/2), menyelidiki laporan satu surat kabar Israel bahwa seorang staf PBB yang hilang di Dataran Tinggi Golan adalah warga negara Kanada, kata Kementerian Luar Negeri.

Pada Selasa, surat kabar The Times of Israel memberitakan orang yang hilang itu adalah seorang pengacara Kanada yang bekerja pada Pasukan Perdamaian PBB (UNDOF). Orang itu mengawasi zona gencatan senjata Israel-Suriah yang diberlakukan setelah perang Arab-Israel tahun 1973.

Kanada sedang mencari informasi lebih banyak dari segala sumber dan melakukan kontak dengan PBB, kata seorang juru bicara kementerian luar negeri kepada AFP.

PBB Senin mengumumkan bahwa seorang dari karyawan-karyawan UNDOF hilang antara daerah-daerah Israel dan Suriah tanpa menyebut apakah orang yang hilang itu adalah anggota pasukan perdamaian atau pekerja sipil. PBB berulang-ulang mengajukan protes kepada pemerintah Suriah atas meluasnya perang saudara di negara itu ke zona di mana lebih dari 1.000 tentara dari Austria, Kroasia, India dan Filipina melakukan operasi.

Lima anggota pasukan perdamaian PBB cedera tahun lalu ketika sedang dalam perjalanan dalam satu konvoi yang membawa mereka ke bandara Damaskus untuk berangkat. PBB juga mengeluhkan atas tindakan pasukan pemerintah Suriah yang menembaki daerah Golan dan kehadiran pemberontak di sana.

Pasukan PBB digelar tahun 1974 untuk memantau penarikan pasukan Israel dan Suriah dari daerah itu. Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah tahun 1967 dan kemudian menganeksasinya, satu tindakan yang tidak diakui internasional.

Suriah sejak lama menuntut seluruh Dataran Tinggi Golan itu dikembalikan kepadanya sebagai satu syarat bagi perjanjian perdamaian dengan negara Yahudi itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement