REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pernyataan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang mencap zionisme sebagai satu kejahatan terhadap kemanusiaan mendapat kecaman dari Israel, Washington, dan PBB, Jumat (1/3).
Pernyataan Erdogan dan kecaman terhadapnya itu mungkin akan mendominasi pembicaraan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry yang mengunjungi Ankara Jumat untuk membicarakan krisis Suriah.
Erdogan secara terbuka mengecam kebijakan Israel dalam bahasa yang tajam dalam beberapa tahun belakangan ini, menyebabkan hubungan kedua negara yang pernah erat itu menjadi tegang. Pada Rabu di Wina dalam acara PBB, ia menyamakan zionisme dengan anti-aemitisme dan fasisme, kemungkinan besar bahwa Islamphobia dianggap sebagai satu kejahatan terhadap kemanusiaan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilaporkan AFP, menyebut pernyataan itu satu pernyataan gelap dan dusta. Washington, sekutu utama Israel, mengatakan bahwa penyebutan zionisme sebagai kejahatan kemanusiaan itu sebagai penilaian ofensif dan salah.
"Kami mendesak masyarakat dari semua kepercayaan, kebudayaan dam gagasan mengecam tindakan-tindakan yang menimbulkan kebencian dan mengatasi perbedaan-perbedaan itu," kata juru bciara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Tommy Vietor.
Seorang juru bicara Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang hadir ketika Erdogan membuat pernyataannya, juga mengecam pernyataan-pernyataan itu. Sekjen menyesalkan bahwa pernyataan yang menyakitkan dan memecah belah itu diucapkan dalam satu pertemuan yang diselenggarakan di bawah tema kepemimpinan yang bertanggung jawab," kata kantor Ban dalam satu pernyataan.