Sabtu 02 Mar 2013 12:51 WIB

Pengungsi Suriah di Lebanon Hangatkan Diri dari Tungku ke Tungku

Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.
Foto: NEW YORK TIMES
Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKAA, LEBANON- - Wilayah pegunungan di Lebanon barat, Bekaa menjadi pusat sebagian besar orang Suriah mencari perlindungan.  Sebagian anak pengungsi berkumpul mengelilingi tungku di satu rumah desa agar tetap hangat saat udara dingin menyelimuti daerah tersebut.

Ali Al Koudoud, warganegara Suriah yang menyelamatkan diri dari kota tempat tinggalnya, Aleppo, menghabiskan sebagian besar harinya dengan mengumpulkan kayu bakar dari dataran di dekat desanya --yang berada 1.550 meter di atas permukaan laut. Kayu bakar diperlukan agar anak-anak dapat memiliki tempat hangat dalam cuaca dingin saat ini.

Ia menjelaskan kepada Xinhua tiba gilirannya untuk menampung anak-anak di rumahnya, sebab masing-masing pengungsi memiliki tanggung jawab sekali dalam sepekan.

"Kayu bakar telah menjadi barang langka akibat tingginya permintaan dari pengungsi Suriah, dan minyak pemanas yang kami terima sebagai bantuan bulanan nyaris tak bisa bertahan selama tiga saja."

"Kami memutuskan masing-masing kami bergiliran untuk menyalakan tungku di rumah kami, tempat semua anak bisa berkumpul untuk menghangatkan diri," kata Al Koudoud. Ia menambahkan ada tujuh keluarga yang ikut dalam rencana itu.

Hasnia Al Oueish, pengungsi dari permukiman luluh lantak, Baba Amr, di Homs, di Suriah bertutur. "Selimut adalah cara paling murah untuk memerangi dingin tapi anda tak bisa selamanya berada di bawahnya."

"Bahan bakar untuk masak yang dibagikan kepada kami setiap bulan hanya bertahan selama dua atau tiga hari," kata perempuan itu. Ia menambahkan, "Kami telah mengeluh mengenai ini tapi tak seorangpun mau mendengarkan kami."

Ia menekankan, "Melalui rencana kolektif ini, kami berhasil menghemat sebagian minyak untuk masak, tapi tetap saja itu tidak cukup untuk melawan hawa dingin bahkan dengan tambahan kayu bakar."

Tiga anak Al Oueish jatuh sakit akibat kedinginan dan ia harus membawa mereka ke rumah sakit setelah kondisi mereka benar-benar buruk dan membayar 700 dolar AS untuk perawatan, sedangkan badan bantuan PBB hanya menutup 69 persen.

"Kami benar-benar sangat sengsara dan kami berdoa agar perang berakhir di negara kami sehingga kami bisa pulang sebab kami tidak tahan lagi dengan apa yang terjadi pada kami," kata Al Oueish. Menurut laporan paling akhir Dewan Pengungsi Tinggi PBB, Lebanon menampung lebih dari 317.000 pengungsi Suriah.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement