REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Menyelundupukan hewan terbesar di dunia lewat perbatasan internasional terdengar seperti risiko sebesar mamoth, bila terpergok. Meski, menurut aktivis lingkungan hidup, risiko itu tak menghentikan para penyelundup untuk menyuplai gajah Asia sebagai atraksi turis di Thailand.
Tak seperti saudara mereka di Afrika, yang bakal mendominasi perbincangan Konvensi Internasional Perdagangan Hewan Langka (CITES), gajah Asia tidak kerap membuat headline. Ironinya, CITES bakal dihelat di Bangkok.
Kurang populer tak berarti populasi itu aman, sebalinya spesies gajah Asia juga dibawah ancaman. Jaringan penyelundup mengoperasikan perdagangan rakus gajah liar untuk memenuhi permintaan industri turis Thailand.
Saat ini kemah-kemah sirkus dan kebun binatang di penjuru Thailand mempekerjakan hampir 4.000 gajah untuk memikat turis. Mereka dipaksa untuk berjalan di atas tali, memainkan bola, atau mengikuti lomba lukis.