REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Para pemrotes Mesir membakar satu kantor polisi di Port Said, Sabtu (2/3), saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, mendarat di Kairo untuk mencari jalan ke luar konflik politik di negara itu.
Kementerian dalam negeri mengatakan sekitar 800 pemrotes melemparkan batu-batu dan bom-bom bensin ke kantor polisi itu, dan kemudian terbakar, memblokir mobil-mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Para pemrotes berkumpul dekat kantor itu setelah dua orang cedera ketika satu truk polisi menabrak mereka dalam bentrokan-bentrokan awal di kota itu, kini memasuki minggu ketiga pemogokan umum, kata kementerian itu.
Sementara itu, seorang tewas dan belasan lain cedera dalam bentrokan Jumat malam antara polisi dan para pemrotes di kota delta Nil, Mansura, kata seorang perwira keamanan kepada AFP. Menurut laporan-laporan media, pemrotes itu tewas setelah ia dilindas kendaraan polisi.
Bentrokan-bentrokan reguler terjadi di seluruh Mesir saat konflik antara Presiden Muhammad Mursi dari kelomok Islam dan kelompok oposisi yang berhaluan sekuler menjelang pemilihan parlemen bulan depan.
Kerry ke Mesir dalam kunjungan pertamanya dan akan bertemu dengan para pejabat penting pemerintah dan oposisi selama dua hari lawatannya untuk mendesak satu konsensus politik antara pemerintah dan oposisi. Tetapi dua pemimpin oposisi utama, Hamdeen Sabahi dan Mohamed EBaradei menolak melakukan pertemuan dengan Kerry sebagai protes ke Washington.