Senin 04 Mar 2013 13:00 WIB

Penyandera Bersenjata Tewas Ditembak Sanderanya

Tewas Ditembak (ilustrasi)
Foto: depotproperty.com
Tewas Ditembak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Seorang anggota kelompok bersenjata Sultan Sulu yang mencoba menjadikan 80 warga kampung Senallang Lama, Lahad Datu, Sabah, sebagai tawanan, ditembak mati oleh penduduk kampung dengan senjatanya sendiri.

Lelaki berusia 60 tahun bersenjata M-16 dan sebuah peluncur roket itu panik ketika mendengar deru helikopter. Saat itulah dua penduduk yang menjadi tawanan menyergap dan menjatuhkan senjatanya.

Ia kemudian ditembak mati oleh penduduk. Demikian dilaporkan berbagai media lokal di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.

Ijan (30), seorang penduduk yang turut ditawan selama tujuh jam, mengatakan bahwa lelaki itu awalnya menembak beberapa rumah untuk menakut-nakuti penduduk. Korban memerintahkan warga berkumpul.

"Lelaki itu berbangsa Sulu dan dia sudah dikenal warga karena sudah lama tinggal di kampung kami," katanya.

Dalam peristiwa pada Minggu pukul 02.00 itu, lelaki Sulu tersebut meminta Ijan untuk mengantarnya ke Kunak. "Akan tetapi, saya enggan karena dia bersenjata," katanya.

Lelaki Sulu itu kemudian pergi. Namun, dia datang lagi dengan 20 orang penduduk yang dijadikan tawanan.

Para penduduk, termasuk wanita dan anak-anak, yang ditawan kemudian dikumpulkan di Kampung Masjid. Setelah bernegosiasi, akhirnya tawanan wanita dan anak-anak dilepaskan.

Sepanjang perjalanan menuju ujung kampung, dia menahan penghuni setiap rumah yang dilewatinya. Sehingga, jumlah tawanan terus bertambah.

''Saat mereka berhenti di sebuah pondok usang di tepi kampung, tiba-tiba sebuah helikopter melintas sehingga lelaki tersebut panik,'' kata Ijan. ''Saat itulah dia diserang balik oleh penduduk kampung dan ditembak dengan senjata M-16 miliknya.''

Sementara juru bicara polisi Sabah, Datuk Hamza Taib, mengatakan bahwa lelaki tersebut merupakan salah satu anggota kelompok bersenjata yang melakukan serangan terhadap polisi Malaysia di Kampung Sri Jaya, sekitar 7 kilometer dari lokasi kejadian.

"Walaupun tindakan penduduk itu dari segi hukum tampak salah, kami perlu ingat mereka dianggap tawanan. Mereka mengambil tindakan balas untuk menyelamatkan diri," katanya.

Ketegangan di Lahad Datu, Sabah, sejak beberapa hari terakhir telah menyebabkan sekitar 2.000-3.000 warga kampung mengungsi. Pusat-pusat perdagangan sepi dan semua toko juga ditutup, termasuk tiga stasiun pengisian bahan bakar minyak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement