Senin 04 Mar 2013 12:49 WIB

Majelis Kardinal Katolik Mulai Siapkan Pemilihan Paus

Rep: Indah Wulandari/ Red: A.Syalaby Ichsan
Poster palsu dari grup seniman untuk mendukung pemilihan Kardinal Ghana Peter Tuckson sebagai Sri Paus terbaru.
Foto: REUTERS
Poster palsu dari grup seniman untuk mendukung pemilihan Kardinal Ghana Peter Tuckson sebagai Sri Paus terbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Majelis Kardinal Gereja Katolik Roma bersiap-siap berunding tentang kriteria sosok calon pengganti Paus Benediktus XVI yang bakal diajukan dalam konklaf sepekan mendatang.

Sebanyak 115 kardinal dari seluruh penjuru dunia memang telah berkumpul di Kapel Sistine untuk mempersiapkan konklaf. Senin (4/3) ini mereka bakal mengadakan diskusi tertutup pada pagi dan malam hari nanti. 

Para kardinal berharap proses persiapan ini memperlancar proses pemilihan Paus baru yang bakal memimpin upacara Minggu Agung pada 24 Maret mendatang. Pekan depan, konfklaf baru digelar.

Kardinal Daniel DiNardo dari keuskupan Galveston-Houston, Texas yang ikut dalam pertemuan nanti menjelaskan, jika prosedur pemilihan masih akan dibicarakan. Hanya, tuturnya, bagi kardinal yang berusia di atas 80 tahun tidak akan diikutsertakan dalam konklaf meskipun ikut dalam diskusi. 

“Proses pemilihan ini bagian dari pembelajaran kita,” ujar DiNardo seperti dikutip Reuters, Senin (4/3).

Pertemuan tersebut selain membahas pelaksanaan pemilihan dimanfaatkan pula untuk mengenali pribadi masing-masing kardinal. Lantaran kandidat Paus tidak pernah diajukan. Otomatis, calon bakal dipilih masing-masing anggota Majelis Kardinal.

"Tidak pernah ada pernyataan seseorang akan memilih calon yang mana. Yang jelas banyak pilihan diantara anggota majelis sendiri,” ungkap Kardinal Sean O'Malley dari Boston. Keputusan final tentang nama calon Paus baru terlihat dalam konklaf nanti.

Reuters mengamati para kardinal selalu berupaya menyembunyikan petunjuk terkait kandidat. Tapi yang jelas mereka berharap Paus baru memenuhi kualifikasi mampu berkomunikasi dengan komunitas Katolik di seluruh lapisan masyarakat.

Di balik persiapan Majelis Kardinal, muncul lagi kontroversi seputar kekerasan seksual. Selain Vatileaks, mundurnya Kardinal Keith O'Brien dari keuskupan Edinburgh sepekan lalu merebakkan isu sensitif itu lagi. Meski menolak tampil di depan publik,  O'Brien menyampaikan permintaan maaf tertulisnya pada jemaat Katolik.

“Perilaku seksual saya sebagai pastor, uskup, dan kardinal,” tulis O’Brien.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement