Senin 04 Mar 2013 17:46 WIB

Polisi Malaysia dan Pria Bersenjata Bentrok

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Polisi Malaysia memeriksa kendaraan yang lewat di daerah Sabah, Malaysia
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad
Polisi Malaysia memeriksa kendaraan yang lewat di daerah Sabah, Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, SEMPORNA -- Sejumlah pria bersenjata menyerang dan membunuh polisi Malaysia di Kampung Sri Jaya, Siminul, Kota Semporna, Malaysia. Polisi Malaysia, Ahad (3/3) mengatakan, lima polisi Malaysia, dan dua orang bersenjata tewas dalam bentrokan.

Polisi nasional Malaysia Inspektur Jenderal Ismail Omar menuturkan, baku tembak terjadi Sabtu (2/3) malam. ‘’Tiga dari para penyusup yang mencoba untuk melarikan diri Sabtu malam telah ditangkap,’’ ujar Ismail tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Media Malaysia mengutip Ismail yang mengatakan polisi masih mengejar sekelompok orang bersenjata di Kunak, kota lain di wilayah itu. Insiden terbaru memicu semakin besarnya kekhawatiran Malaysia atas masuknya penyusup.

Sebelumnya, Sultan Sulu Jamalul Kiram III (74 tahun) yang berasal dari Filipina mengeklaim memiliki kekuasaan di Sabah. Para loyalis Sutan Sulu juga memasuki Sabah. Akibatnya, terjadi baku tembak antara polisi Malaysia dengan mereka, Jumat (1/3).

Sedikitnya 14 orang tewas akibat peristiwa itu, di antaranya 12 loyalis, dan dua polisi tewas. Malaysia meminta supaya pengikut sultan Sulu menyerah. Jika tidak, maka Malaysia akan mengambil tindakan tegas, dan drastis.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Ahad, mengatakan bantuan pasukan telah dikirim ke Sabah. Dia yakin pasukannya mampu untuk mengendalikan situasi. Tetapi juru bicara Kiram, Abraham Idjirani, menegaskan pengikutnya tidak akan pindah.

‘’(Malaysia) ingin menyembunyikan kebenaran. Mereka tidak sendiri, kami memiliki Sabah,’’ ujarnya dalam sebuah wawancara di radio Filipina. Putri Kiram, Jacel, meminta Filipina untuk tetap tenang, namun menekankan kesultanan tidak akan pernah mundur dari perjuangan untuk merebut Sabah kembali. "Ini kehormatan di atas kehidupan," katanya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement