REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Keamanan dalam negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya akan mengerahkan pesawat tanpa awak atau drone untuk memata-matai warganya. Pesawat tanpa awak AS, Predator, akan mengidentifikasi warga sipil yang dibawa warga serta melacak telpon genggam.
PressTV melaporkan aktivis anti mata-mata dan perdamaian, Tighe Barry mengatakan rencana itu salah dan perlu didiskusikan warga. Saat ini, pesawat tanpa awak berpatroli di perbatasan AS. Pesawat itu populer digunakan agen rahasia AS, FBI, dan polisi setempat.
Sebuah laporan mengatakan drone digunakan untuk mencari keberadaan Chris dorner, mantan petugas otoritas setempat yang membunuh dua polisi. Tubuh Dorner ditemukan di sebuah peternakan yang terbakar di California pada Februari lalu. Namun, pejabat AS belum mengkonfirmasi penggunaan drone tersebut.
Seorang pejabat dari departemen keamanan dalam negeri mengatakan drone mampu membedakan gerakan antara manusia dan hewan. Namun, mereka belum dapat mengenali wajah.
Kekhawatiran mengenai penggunaan drone di dalam negeri muncul bulan lalu. Saat itu, federal mengumumkan akan membuat basis hukum untuk pengawaasn dalam negeri. Jika parlemen menyetujui aturan tersebut, maka ribuan drone akan terbang di atas AS di masa depan.