Rabu 06 Mar 2013 01:06 WIB

Meksiko, Rumah Orang Terkaya dan Termiskin di Dunia

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Dewi Mardiani
Carlos Slim Helu
Foto: businessweek.com
Carlos Slim Helu

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Taipan asal Meksiko, Carlos Slim Helu, masih memimpin daftar orang terkaya di dunia yang dilansir oleh Forbes dengan kekayaan sebesar 73 miliar dolar AS atau sekitar Rp 708,1 triliun.

Disusul oleh pendiri Microsoft Bill Gates dengan kekayaan 67 miliar dolar AS (Rp 649,9 triliun) dan pendiri Zara dengan kekayaan 57 miliar dolar AS (Rp 552,9 triliun).

Kekayaan Carlos, yang memiliki bisnis di bidang telekomunikasi, ritel, pertambangan hingga perbankan, mengalami peningkatan kekayaan hampir mendekati enam persen dibandingkan 2012. Dengan demikian, untuk keempat kalinya Carlos berada di daftar puncak orang terkaya.

Khusus untuk orang Meksiko, posisi Carlos disusul oleh Alberto Bailleres, ketua kelompok industri pertambangan Penoles, dengan kekayaan 18,2 miliar dolar AS (Rp 176,5 triliun) dan kepala Grup Mexico German Larrea dengan kekayaan 16,7 miliar dolar AS (Rp 161,9 triliun).  

Meskipun demikian, masuknya sejumlah orang Meksiko ke dalam daftar orang terkaya memantik kekhawatiran. Kenyataan ini seolah menggaris bawahi pentingnya peran pemerintah untuk mengurangi kesenjangan dan menarik jutaan orang dari lembah kemiskinan.

Berdasarkan data yang dilansir Reuters, Selasa (5/3), sekitar 115 juta masyarakat Meksiko hidup dalam kemiskinan. Sementara dari 2006 hingga 2010, 12 juta penduduk Meksiko masuk ke dalam kemiskinan. 

Satu studi dari organisasi buruh internasional (International Labour Organization/ILO) menyebutkan, gaji rata-rata masyarakat Meksiko secara keseluruhan mencapai 609 dolar AS (Rp 5,9 juta) per bulan. Terinspirasi oleh kebijakan antikemiskinan mantan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Meksiko Enrique Pena berjanji untuk mengangkat 15 juta penduduk Meksiko keluar dari kemiskinan. 

"Ini adalah indikator yang sangat jelas terkait masalah utama di Meksiko," tutur kolumnis dan sejarawan Lorenzo Meyer.  Menurut Lorenzo, menjadi tidak masuk akal apabila negara dengan setengah penduduknya berada dalam kemiskinan, "Tapi juga menjadi rumah bagi orang terkaya di dunia," ujar Lorenzo.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement