Rabu 06 Mar 2013 02:20 WIB

Raja Jordania Serukan Transisi Politik di Suriah

Sebuah mobil yang hancur akibat konflik di kota Homs Suriah
Foto: Reuters/Yazan Homsy
Sebuah mobil yang hancur akibat konflik di kota Homs Suriah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Raja Jordania Abdullah II Selasa mengatakan di ibu kota Turki, Ankara, bahwa ada kebutuhan mendesak untuk transisi politik di Suriah dan segera diakhirinya pertumpahan darah di negara tersebut.

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Turki Abdullah Gul setelah pertemuan mereka, Abdullah mengatakan "Hanya transisi inklusif yang akan menghentikan konflik sektarian dan menghindari fragmentasi di Suriah."

Dia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kepada Turki, Jordania dan Libanon, tiga negara yang menjadi tuan rumah sejumlah besar pengungsi Suriah.

"Ada beban yang luar biasa bagi bangsa kita. Salah satunya adalah bahwa kita akan terus memikul, dan kami akan terus memberikan rakyat Suriah di kedua negara kami semua dukungan yang kita bisa," kata Raja Abdullah.

Untuk bagiannya, Gul mengatakan "Kunjungan Raja Abdullah terjadi pada saat perkembangan penting di Timur Tengah dan Afrika Utara. Dalam kerangka ini, masalah Suriah sangat penting.

"Ada banyak pengungsi Suriah baik di Turki dan Jordania. Jordan telah menjadi tuan rumah bagi lebih 300.000 warga Suriah dan kami sediakan fasilitas untuk lebih dari 180.000 warga Suriah. Kami membahas hal ini secara luas. Kami berbicara tentang proses perdamaian Timur Tengah secara luas.. "

Sementara itu, Raja Abdullah mengatakan "Kami sepatutnya prihatin dengan ancaman ke Yerusalem dan kesucian tempat sucinya."

Dia menambahkan bahwa "Jordan akan terus berupaya untuk melindungi identitas Yerusalem dan tempat-tempat sucinya."

Raja Yordania Abdullah II tiba di Turki pada Selasa pagi untuk kunjungan dua-hari

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement