Rabu 06 Mar 2013 10:53 WIB

Pernyataan Kontroversial Chavez (2)

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Venezuela's President Hugo Chavez jokes about his hair cut due to his cancer treatment while talking to the media after a meeting Foreign Minister Sergei Lavrov at Miraflores Palace in Caracas in this August 24, 2011.
Foto: Reuters/Jorge Silva
Venezuela's President Hugo Chavez jokes about his hair cut due to his cancer treatment while talking to the media after a meeting Foreign Minister Sergei Lavrov at Miraflores Palace in Caracas in this August 24, 2011.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Presiden Venezuela, Hugo Chavez meninggal pada Selasa (5/3) malam waktu setempat karena penyakit kanker yang diderita selama dua tahun. Selama 14 tahun kepemimpinannya, Chavez sering melontarkan pernyataan yang menimbulkan kontroversi. 

Berikut ini sejumlah pernyataan Chavez yang mengundang kontroversi seperti dirangkum Reuters:

Pernyataannya untuk Mantan Presiden AS, George W Bush di PBB pada 2006:

"Kemarin, iblis datang ke sini. Di Sini...dan bau belerang masih ada di sini."

Selain itu, pernyataan untuk Bush:

"Kamu pecandu alkohol, pemabok, pembohong, tidak bermoral. Orang berbahaya. Kamu terburuk...sakit secara psikologis."

Pernyataan kepada Israel dalam kunjungan ke Iran, 2006:

"Israel mengkritik Hitler, kami juga, tapi mereka melakukan sesuatu yang sama, bahkan lebih buruk dari yang dilakukan Nazi."

Pernyataan yang ditujukan kepada Perdana Menteri Inggris, Tony Blair pada 2006

"Kamu adalah pion imperialis... pergi saja ke neraka."

Permintaan nasionalisasi di acara TV yang disiarkan langsung pada 2007-2011:

"Sita itu!"

Pernyataan untuk Fidel Castro saat perjalanan ke Kuba pada 2007:

"Kamu adalah ayah revolusi di benua ini, kamu adalah ayah kami."

Pernyataan kepada Mantan Perdana Menteri Spanyol Jose Maria Aznar, 2007:

"Dia adalah seorang fasis yang sebenarnya"

Setelah mengusir Duta Besar AS pada 2008:

"Pergi ke neraka, kotoran Yankee, di sini tempat orang-orang bermartabat. Pergi ke neraka seratus kali sana, kami anak-anak Bolivar."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement