Rabu 06 Mar 2013 14:15 WIB

Amerika Ingin Isolasi Korea Utara

Rep: Indah Wulandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Korea Utara Kim Jong-un
Foto: Antara
Presiden Korea Utara Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney menanggapi ancaman Korea Utara dengan diplomatis. Menurut Pemerintah Amerika Serikat, isolasi terhadap negara komunis itu adalah jalan terbaik.

"Presiden Obama telah menghubungi para pemimpin Korut agar memilih cara damai hal itu bisa ditempuh agar mereka bisa memiliki daya tawar yang baik di kancah internasional,” jelas Carney.

Ketegangan hubungan antara tiga negara, Korut, AS, dan Korea Selatan memang seakan menjadi konflik klasik pascaPerang Dingin 1950-1953. Meski Korut dan Korsel sepakat mengakhiri seterunya, Kepulauan Korea serta rakyatnya belum mencapai kata damai.

Amerika datang dengan sejumlah bantuan bagi Korsel. Korut membalasnya dengan pernyataan Korsel dan sekutunya hanya mengincar proyek nuklirnya.

Kali ini, Korut tidak main-main dengan ancamannya. Mereka mulai memblokir zona komunikasi di wilayah perbatasan Korsel dengan Korut. Menyusul aksi Korsel yang menyiagakan 10 ribu pasukannya ditambah bantuan tentara AS sebanyak 3.500 di sekitar perbatasan. Pasukan tambahan menyusul diturunkan awal bulan ini.

Meskipun diselimuti ketegangan, Korut tetap menerima kehadiran mantan atlit basket NBA Dennis Rodman dengan hangat. Bahkan mantan bintang klub Chicago Bulls ini dijamu khusus Kim Jong-un.

Kim menyelipkan pesan pada Obama di sela pertemuannya dengan Rodman jika ia ingin ditelepon orang nomor satu di AS itu.

Banyak yang mengkritik cara propaganda Korut ini. Namun, diplomasi ini terbilang bisa menghangatkan hubungan kedua negara musuh bebuyutan ini. Kim memang tidak sembarangan menjamu pendatang dari AS. Bos Google, Eric Schmidt yang mengunjungi Korut selama empat hari medio Januari lalu saja tidak sempat ditemui Kim.

Para pengamat yakin, sanksi keempat ini menjadi sebuah babak baru yang bisa menekan Korut. Lantaran sebagian besar perusahaan serta perbankan di Korut berbasis di Cina.

Optimisme juga dimunculkan Sekretaris Negara AS, John Kerry yang menyatakan presidennya serta rakyat Amerika ingin melihat Kim Jong-un mau menyatakan kata damai. Di sisi lain Kerry berusaha mengontrol konflik dengan pengamanan penuh.

“Kita harus bisa mempertahankan negara dan wilayah kita dari ancaman dengan bantuan negara aliansi,” tegasnya seperti disitat dari AP.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement