Kamis 07 Mar 2013 09:38 WIB

Tuntutan Korban Pelecehan Pendeta Warnai Pemilihan Paus

 Direktur SNAP sekaligus korban kekerasan pendeta pedofili, Barbara Dorris (kanan) and direktur eksekutif SNA, juga korban, David Clohessy berpose dengan foto mereka saat masih anak-anak dalam konferensi pers dua hari (26/2/2013) sebelum pengunduran diri P
Foto: AP PHOTO
Direktur SNAP sekaligus korban kekerasan pendeta pedofili, Barbara Dorris (kanan) and direktur eksekutif SNA, juga korban, David Clohessy berpose dengan foto mereka saat masih anak-anak dalam konferensi pers dua hari (26/2/2013) sebelum pengunduran diri P

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO--Para korban kekerasan seksual pada Rabu (6/3) mengeluarkan daftar puluhan kandidat 'kotor' potensial terpilih menjadi paus. Mereka, seperti dilaporkan AFP, Rabu, mendesak Gereja Katholik Roma untuk lebih serius dalam perlindungan terhadap anak, membantu korban dan mengungkapkan praktik korupsi.

"Kami ingin mendesak pemuka Katholik untuk berhenti berpura-pura bahwa bagian terburuk sudah usai menyangkut kekerasan seksual oleh pendeta dan menutup-nutupi krisis," ujar David Clohessy, direktur  Survivors Network of those Abused by Priests, (SNAP) yang berbasis di Amerika Serikat.

"Tragisnya yang terburuk hampir dipastikan terus berjalan," ujarnya. Ia menyatakan kebenaran meluas mengenai kekerasan seksual yang telah berakar mendalam dan lama terjadi serta upaya untuk menutupinya telah membuat kasus itu justru muncul ke permukaan di hampir banyak negara.

Organisasi itu menyebut puluhan kardinal dari AS, Meksiko, Honduras, Italia, Australia, Republik Ceska, Argentina, Kanada, dan Ghana dan menuduh mereka melindungi pendeta pedofili dan membuat pernyataan ofensif secara terbuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement