REPUBLIKA.CO.ID, DILI---Pemerintah Timor Leste sangat membutuhkan investasi dari berbagai negara untuk membangun negara setengah Pulau Timor itu ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmau.
"Peluang investasi di Timor Leste sangat terbuka dan yang paling kami butuhkan saat ini adalah pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan udara dan laut untuk menggerakkan perekonomian rakyat," kata Xanana dalam forum Konferensi Internasional tentang Investasi di Dili, Kamis (7/3).
Negara-negara yang hadir dalam konferensi tersebut adalah Amerika Serikat, Australia, Jepang, China, Korea Selatan, Malaysia, Filipina dan Indonesia yang diwakili PT (Persero) Angkasa Pura dan PT Sucofindo.
Dua BUMN dari Indonesia itu akan terlibat langsung dalam pengembangan Bandara Internasional Nicolau Lobato Dili dan pembangunan Pelabuhan Tibar, sebagai pelabuhan perdagangan internasional yang berjarak sekitar 10 kilometer barat ibu kota negara Timor Leste, Dili.
Xanana yang juga mantan presiden pertama Timor Leste itu menyadari bahwa wilayah bekas koloni Portugis dan bekas provinsi ke-27 Indonesia itu membutuhkan banyak investasi. Kehadiran investasi mendesak demi membangun negara baru yang merdeka pada 20 Mei 2002 setelah berpisah dari Indonesia melalui referendum pada 30 Agustus 1999.
"Kami mengalami persoalan yang kompleks dalam pembangunan, sehingga sangat membutuhkan investasi asing untuk membangun negeri kami," katanya.