Kamis 07 Mar 2013 19:25 WIB

Wow, Seribu TKI Dirumahkan Akibat Konflik Sabah

Rep: Fenny Melisa/ Red: Damanhuri Zuhri
Para TKI yang bekerja di Malaysia (ilustrasi).
Foto: Antara/Mika Muhammad
Para TKI yang bekerja di Malaysia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Dita Indah Sari mengungkapkan 1000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di sekitar daerah konflik Sabah, Malaysia, dirumahkan.

"Ada 1000 TKI kita yang bekerja di ladang kelapa sawit  Sahabat di Sabah, Malaysia, yang dirumahkan atau diminta tidak bekerja oleh pihak manajemen ladang dan kepolisian," ujar Dita Kamis (7/3).

Menurut Dita dirumahkannya ribuan TKI tersebut disebabkan pihak kepolisian setempat tengah melakukan upaya penyisiran dan pembersihan di lokasi pasca bentrokan bersenjata yang terjadi pada hari Senin (4/3) lalu.

"1000 TKI ini bekerja di ladang-ladang yang berdekatan dengan lokasi konflik yaitu blok 17. Jadi mereka dirumahkan," kata Dita.

Meski dirumahkan, Dita menuturkan, gaji ribuan TKI tersebut tetap dijamin penuh oleh pihak manajemen ladang. "Mereka tetap akan menerima gaji penuh, meskipun tidak bekerja, yaitu sebesar 33 Ringgit Malaysia per hari," jelas Dita.

Dita mengatakan ribuan TKI yang dirumahkan tersebut tidak termasuk 600 TKI yang dievakuasi beberapa waktu lalu. "1000 TKI itu tidak dievakuasi. Hanya disuruh diam di rumah saja," ujar Dita.

600 orang TKI yang telah dievakuasi, lanjut Dita, tetap digaji penuh. "Kebutuhan makan, minum dan MCK mereka di lokasi pengungsian juga dijamin Pemerintah Malaysia," kata Dita.

Menurut Dita meski sedang terjadi konflik, kegiatan belajar anak-anak TKI tetap berjalan. "Sebagian besar kegiatan belajar mengajar anak-anak TKI di Learning Centre (LC) sudah mulai berjalan lagi, khususnya di sekitar lokasi konflik. Ada 151 LC untuk anak-anak TKI yang dikelola bersama oleh pihak perusahaan dan pemerintah RI," ujar Dita.

Dita mengatakan, LC di Blok 17 yang menjadi tempat konflik  juga beberapa LC di Tawao masih ditutup. "Dalam 2-3 hari ini diharapkan akan bisa dibuka lagi dan kegiatan belajar mengajar bisa dimulai kembali," kata Dita.

Dita menambahkan berdasarkan informasi yang didapatkan melalui Atase Tenaga Kerja di Kuala Lumpur dan Kepala Konsulat Jenderal RI di Kinabalu, felda (kompleks perladangan) kelapa sawit Sahabat luasnya mencapai 110.000 hektar.

Lahan tersebut terbagi ke dalam 48 kebun mempekerjakan 10.045 TKI atau 95 persen dari total tenaga kerja asing yang ada disana. "5 persen sisanya adl TK asal Filipiina," ujar Dita.

n

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement