Jumat 08 Mar 2013 17:30 WIB

Arkeolog Temukan Tulang Manusia Zaman Batu di Libya

Tulang tengkorak (Ilustrasi)
Foto: bbc.co.uk
Tulang tengkorak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog menemukan 20 tulang rangka manusia Zaman Batu di daerah gurun Sahara di Libya. Hasil penelitian dalam Journal of Anthropological Archaeology edisi Maret 2013 menyebutkan, tulang-tulang rangka itu berusia delapan ribu sampai 4.200 tahun.

Laporan juga menyatakan, kuburan tersebut sudah digunakan selama ribuan tahun. Menurut hasil studi yang dikutip laman LiveScience, 15 perempuan dan anak-anak dikubur di makam batu. Sementara lima pria dan remaja dikubur di bawah tumpukan batu pada periode selanjutnya. Yaitu saat kawasan itu berubah jadi gurun.

"Ini pasti tempat kenangan. Orang-orang sepanjang masa menjaganya. Mereka menguburkan warga mereka, lagi dan lagi, generasi ke generasi," kata salah satu penulis studi, Mary Anne Tafuri, arkeolog di University of Cambridge. 

Tim peneliti menyimpulkan, tulang-tulang rangka itu telah terkubur selama empat milenium. Kebanyakan terkubur dalam makam batu antara 7.300 dan 5.600 tahun silam.

Sementara rangka tulang pria dan remaja dikubur di bawah tumpukan batu sejak 4.500 tahun lalu. Yaitu saat kawasan tersebut menjadi lebih kering.

Tafuri dan mitranya melakukan penggalian di situs arkeologi tersebut sejak 2003 sampai 2006. Mereka juga menemukan gubuk, tulang binatang, dan pot dengan jejak fermentasi produk susu.

Sekitar delapan ribu sampai enam ribu tahun lalu, daerah gurun Sahara yang juga disebut Wadi Takarkori, penuh dengan vegetasi semak dan bidang tanaman musiman.

Tafuri menjelaskan, seni lukis batuan kuno menunjukkan gambar kumpulan hewan seperti sapi yang membutuhkan banyak air untuk makan dibandingkan dengan apa yang bisa didukung lingkungan sekarang.

Menurut dia, lukisan pada bebatuan juga mengonfirmasi peningkatan kekeringan pada periode selanjutnya. Terutama saat lukisan dinding gua mulai memuat gambar-gambar kambing yang membutuhkan lebih sedikit air dibandingkan dengan sapi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement