Sabtu 09 Mar 2013 20:26 WIB

Hindari Pajak, Pasangan di Cina Ramai-Ramai Cerai

Rep: Lingga Permesti/ Red: Mansyur Faqih
Perceraian/ilustrasi
Foto: dailymail
Perceraian/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Badan pencatat pernikahan di distrik Zhabei, Shanghai, Cina mencatat rekor perceraian tertinggi pekan ini. Seorang petugas administrasi mengatakan dalam satu hari terdapat 53 pasangan mengajukan permohonan cerai. 

Perceraian yang jika dihitung rata-rata terjadi tiap lima menit itu terjadi untuk menghindari undang-undang pajak tentang penjualan rumah.

Direktur perusahaan investasi International Strategic Grup, Li Li mengatakan, kebijakan ini diambil setelah pemerintah setempat menerapkan aturan pajak yang ketat untuk properti. Kejadian serupa juga terjadi di Wuhan, Nanjing dan Ningbo. 

"Ini agak aneh, tapi menjadi masuk akal jika mereka berinvestasi," ungkapnya seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/3).

Pemerintah daerah di Cina menerapkan pajak sebesar 20 persen dari hasil penjualan properti. Aturan ini diterapkan kepada keluarga yang tinggal bersama dibawah lima tahun. 

Orang-orang akhirnya memilih jalan pintas untuk bercerai dan menjual properti mereka secara individu. "Setelah menjual properti, mereka akan menikah kembali," tutur Li.

Properti menjadi lahan investasi utama masyarakat Cina. Harga rumah-rumah di kota besar cenderung meningkat selama sembilan bulan terakhir. Pemerintah mencoba mengendalikan iklim investasi dengan peraturan namun belum pernah seketat sekarang. Investor dan calon pembeli masih menunggu aturan detail mengenai pajak properti. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement