Senin 11 Mar 2013 12:10 WIB

Sungai di Aleppo Banjir Darah Pemberontak

Rep: Indah Wulandari/ Red: Djibril Muhammad
Warga Suriah berjalan di tempat pusat ledakan bom bunuh diri di Damaskus, Kamis (21/2), dari foto Kantor Berita Suriah, SANA.
Foto: Reuters
Warga Suriah berjalan di tempat pusat ledakan bom bunuh diri di Damaskus, Kamis (21/2), dari foto Kantor Berita Suriah, SANA.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN — Sungai Quieq di Aleppo, Suriah dibanjiri darah 23 pemuda yang ditembak mati tentara Suriah, Ahad (10/3). "Saya menghitung ada 23 tubuh yang terapung di sungai," ungkap salah satu pemuda aktivis oposisi Louay al-Halabi, Senin (11/3) pada Reuters

Jumlah tersebut termasuk temuan terbesar setelah penemuan 65 mayat pada akhir Januari lalu di sungai yang mendapat julukan Sungai Para Martir itu. Rata-rata tubuh mereka muncul ke permukaan di sebelah utara perbatasan Bustan al-Qasr, Suriah dengan Turki.

Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah tentang temuan ini. Peristiwa sebelumnya dinyatakan para korban dibunuh dengan keji oleh  jaringan Alqaidah, Front al-Nusra.

Belum ada satu pun petunjuk tentang kasus terbaru. Lantaran pemerintah Suriah memblokir akses media independen sehingga informasi dari internal sulit didapatkan.

Hanya ada sebuah video yang diambil kelompok oposisi saat 16 mayat terlihat mengapung di sungai. Para korban mengenakan pakaian santai. Tubuh mereka mengikuti aliran sungai berarus kecil itu.

Terlihat ada luka tembak di sekitar tangan beberapa mayat. Sebagian besar lainnya tertembak di kepala atau terlihat luka dalam di lehernya. Seseosok tubuh pria lainnya sudah tertutup lumpur dan dikerubungi lalat.

Halabi yang melihat langsung mayat-mayat tersebut memperkirakan, mereka adalah para tahanan yang lari dari penjara pemerintah. Mungkin, ujarnya, mereka tertangkap kemudian dihabisi saat diinstruksikan kembali ke barak mereka.

Aktivis oposisi lainnya, Mohammad Nour memperkirakan pria-pria malang tadi berusia sekitar 20 -30 tahun. Sebagian dari kalangan sipil dan sebagian lainnya adalah para pejuang pemberontak. "Enam orang sudah teridentifikasi. Lima di antaranya pernah ditangkap intelijen angkatan udara," jelas Nour. Indah Wulandari

sumber : Reuters

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement