REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Siwi Tri Puji
Dengan mempertimbangkan jumlah penduduk yang terus menyusut, Singapura berencana merekrut antara 15 ribu hingga 25 ribu warga baru setiap tahun.
Jiran kita menamai peta jalan untuk mengatasi tantangan demografis itu sebagai White Paper on Population. Oleh Wakil Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean, langkah yang dilatari makin menyusut dan berubahnya populasi ini dibeber di depan anggota parlemen awal bulan ini.
Teo, yang juga pejabat sementara Menteri Kebijakan Kependudukan, membahas berbagai kekhawatiran terkait aturan yang akan membuka keran lebar-lebar bagi penduduk baru negeri pulau imut namun makmur ini. Semua bermula dari pertumbuhan penduduk yang terus menyusut dari tahun ke tahun di negeri itu.
"White Paper pada dasarnya mengusulkan perubahan besar untuk menjawab penurunan signifikan dalam tingkat pertumbuhan tenaga kerja Singapura dan pertumbuhan penduduk," katanya.
Saban tahun, jumlah penduduk Singapura menurun sebanyak 1 persen. Dampaknya, sampai dengan tahun 2020, laju pertumbuhan tenaga kerja juga akan melambat antara 1 - 2 persen, atau separuh dari sebelumnya. "Ini merupakan penurunan yang signifikan," katanya. Dampak lanjutannya, pertumbuhan PDB bisa berkisar antara 2 - 3 persen pada 2020-2030, kurang dari setengah pertumbuhan tahunan rata-rata dalam dekade terakhir.
Mengapa populasi dipatok pada angka 6,9 juta pada 2030? Tak lain hanya agar gampang untuk menyiapkan rencana infrastruktur. "Apakah benar akan menjadi sejumlah itu pada tahun 2030, tergantung pada kebutuhan Singapura, dan keputusan akan disesuaikan dengan kebijakan ekonomi dan kebutuhan tenaga kerja.
Teo menyatakan, skenario menambah jumlah imigran hanya salah satu pilihan. "Jika Singapura dapat meningkatkan angka kelahiran, maka penambahan jumlah penduduk melalui perekrutan imigran tidak diperlukan," ujarnya. Bila proyek ini sukses, maka jumlah orang asing yang direkrut menjadi warga negara akan menjadi setengah dari penduduk Singapura pada 2030.
Mereka yang direkrut, tentu bukan sembarang orang; hanya yang muda, berprestasi dan berbakat. “Mengambil imigran muda akan membantu kita menambah jumlah penduduk muda, dan menyeimbangkan penuaan populasi warga kita," katanya menambahkan.
Saat ini, jumlah populasi Singapura menyusut hingga 55 persen pada bulan Juni 2012. Tingkat fertilitas total Singapura (TFR) 1,20 anak per tahun, jauh di bawah 2,1 yang dibutuhkan untuk mempertahankan penduduk asli.
Dengan mempertimbangkan jumlah penduduk yang terus menyusut, negara ini berencana merekrut antara 15 ribu hingga 25 ribu warga baru setiap tahun. Ada sedikit catatan dari Departemen Kependudukan, angka itu akan ditinjau "dari waktu ke waktu".