Selasa 12 Mar 2013 02:32 WIB

Peringati 2 Tahun Gempa, Rakyat Jepang Tunggu Rekonstruksi

Rep: Indah Wulandari/ Red: Dewi Mardiani
Tsunami Jepang
Tsunami Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang memperingati dua tahun momen gempa bumi, tsunami, dan kebocoran nuklir secara bersamaan, Senin (10/3). Peringatan ini untuk mengingatkan masyarakat agar terus berjuang paska tragedi beruntun tadi.

 

Sepanjang pantai timur laut Tokyo diperkirakan bakal dipadati pengunjung hari ini sekitar pukul 14.46 waktu setempat. Tepat di waktu tersebut, dua tahun lalu gempa berkekuatan 9 skala Richter disusul tsunami menghantam kepulauan Jepang. Setidaknya ada 19 ribu warga tewas dan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal serta mata pencahariannya.

“Mengerikan untuk memutuskan terus hidup disini saat gempa terjadi, tapi, saya tidak punya rencana untuk pindah. Saya justru ingin membeikan yang terbaik untuk membangun kembali kota ini,” ujar salah satu warga area pelabuhan Kesennuma, Kenichi Oi (75 tahun).

Bukan Oi saja yang memutuskan bertahan untuk membangun puing-puing rumahnya. Di area tersebut masih banyak nelayan yang bertahan dengan membangun rumahnya kembali di dataran yang lebih tinggi. Mereka masih menggantungkan hidupnya dengan menangkap ikan tuna.

Di bagian selatan Jepang, kota Fukushima juga ada sekitar 160 ribu warga yang masih terkatung-katung karena belum diperbolehkan kembali ke rumahnya. Pasalnya, pascatsunami tiga reaktor nuklir  Fukushima Dai-ichi bocor. Radiasi pun merusak kualitas tanah serta air penduduk Kawauchi yang berada di sekitar pusat reaktor.

Kepemimpinan baru PM Jepang Shinzo Abe diharapkan banyak pihak bisa menangani tuntutan masyarakat ini lebih cepat. Abe telah mengunjungi para korban, menjanjikan aksi penanggulangan yang cepat, dan menganggarkan rekonstruksi sebesar 25 triliun yen atau 262 miliar dollar AS.

Sayangnya, rencana-rencana Abe itu tidak disambut optimisme. Kepala Komite Rekonstruksi Fukushima, Hiroshi Suzuki mengaku belum ada perkembangan yang berarti dari proyek rekonstruksi yang dijanjikan meskipun anggaran yang diminta kian besar dari tahun sebelumnya.

“Bila anggaran rekonstruksi itu memang benar-benar digunakan memperbaiki kinerja publik, saya percaya masyarakat dan para pengatur kebijakan ekonomi juga akan bekerja,” cetus Suzuki.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement