Selasa 12 Mar 2013 09:20 WIB

Pemerintah Kolombia-FARC Lanjutkan Perundingan Damai

Tentara FARC Kolumbia
Foto: ThemTangs
Tentara FARC Kolumbia

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Pembicaraan perdamaian antara pemerintah Kolombia dan kelompok gerilyawan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dilanjutkan di Kuba pada Senin (11/3). Perundingan dilanjutkan di tengah harapan optimistis dan kesedihan mengenai meninggalnya presiden Venezuela Hugo Chavez.

Kedua pihak melanjutkan babak keenam pembicaraan mereka mengenai pembangunan desa dan wilayah, masalah utama bagi konflik lebih dari dua dasawarsa.

"Karena masyarakat pribumi dan suku minoritas memainkan peran penting di dalam masyarakat, berbagai upaya mesti dilancarkan guna menanggapi pendapat dari masyarakat ini," kata utusan FARC, Jesus Santrich, kepada wartawan.

"Mesti ada usul dalam kesepakatan perdamaian akhir mengenai pengelolaan lahan, tingkat tertentu otonomi dalam masalah tanah dan perlindungan khusus buat masyarakat pribumi," kata Santrich.

Harapan tinggi telah beredar bagi babak pembicaraan saat ini. ''Harapan saat kedua pihak dilaporkan telah merancang kesepakatan lima-halaman mengenai masalah yang berkaitan dengan lahan,'' kata kelompok gerilyawan itu sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara.

Sebelum pembicaraan dimulai, wakil FARC memanfaatkan waktu untuk memberi penghormatan kepada Chavez.

"Izinkan saya menyampaikan penghormatan tulus kami buat Presiden Chavez, yang menjadi Presiden perdamaian, yang mewakili persaudaraan Amerika Latin," kata Santrich.

Sebagaimana biasa, delegasi pemerintah tidak mengeluarkan komentar apa pun sebelum atau setelah pembicaraan tersebut.

Pembicaraan perdamaian itu dimulai Oktober lalu di Norwegia dan dipindahkan ke Havana, Kuba, November lalu dengan tujuan mengakhiri lima dasawarsa konflik bersenjata.

Kolombia telah lama dirongrong perang saudara dan telah menjadi produsen serta pengekspor obat terlarang seperti kokain. Tak kurang dari 600.000 orang telah tewas sejak 1964.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement