REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Asap hitam tebal mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina, Selasa (12/3). Hal itu merupakan tanda bahwa pada pemungutan suara pertama yang tertutup itu belum ada paus baru yang terpilih.
Ribuan penganut Katholik setia menunggu di Lapangan Santo Petrus untuk menonton asap keluar dari cerobong sempit di tengah-tengah gelapnya cuaca pasca hujan.
Setelah berdoa memohon bimbingan Tuhan, para petinggi gereka mengambil sumpah khidmat dalam bahasa Latin. Mereka kemudian menyendiri di dalam Kapel Sistina yang memiliki pintu kayu itu.
Di era modern seperti sekarang ini, tidak ada seorang paus pun yang terpilih pada hari pertama pemungutan suara tertutup. Beberapa petinggi gereka berspekulasi mereka akan membutuhkan waktu empat hingga lima hari untuk memilih pria yang akan menggantikan Paus Benediktus yang tiba-tiba mundur bulan lalu.
Pangeran Gereja akan menghabiskan malam di sebuah hotel sebelum kembali ke Kapel Sistina di Vatikan pada Rabu pukul 9.30 waktu setempat. Ia akan melanjutkan pemungutan suara, dengan dua putaran pada pagi hari, dan dua putaran lagi pada sore hari.
Komunikasi mereka dengan dunia luar hanya melalui asap dari cerobong Kapel hingga paus baru terpilih. Asap hitam menandakan bahwa pemungutan suara berakhir tanpa hasil, sementara asap putih menandakan seorang paus baru telah terpilih.
"Saya sedang berlibur dan tidak bisa percaya betapa beruntungnya aku berada di sini saat ini," ujar Patricia Purdy, seorang turis asal New York.
Menurut dia, sudah waktunya paus berasal dari generasi muda. "Akan lebih baik jika ia muda sehingga ia bisa berhubungan dengan remaja dan membawa mereka lebih dekat dengan gereja," ujarnya.