REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Kegiatan ekstrakurikuler SMA yang ada di Palestina berbeda dengan SMA lainnya yang ada di dunia. Hamas yang memegang pemerintahan di Jalur Gaza menetapkan akan memasukkan pelatihan menggunakan senjata ke program ekstrakurikuler SMA Gaza.
"Kami ada di negara yang dijajah. Kami harus mengajari anak-anak kami bagaimana melindungi bangsa ini dengan segala cara yang tersedia untuk kami," papar kepala pelatihan senjata di sebuah SMA di Khan Younis, Letnan Muhammad al-Seiqali.
SMA Khan Younis yang terletak di selatan Jalur Gaza dan beberapa SMA lainnya telah memulai melatih segitar 6 ribu siswa di Jalur Gaza untuk menggunakan senjata laras panjang seperti AK-47. Para siswa diperkenalkan dengan senjata tersebut, namun belum diberikan amunisi.
Mereka dilatih merakit dan melepas pasang senapan buatan rusia itu, seperti dikutip Reuters dan dilansir Alarabiya.net, Selasa (12/3). Disamping itu, para siswa dilatih dengan senapan palsu yang terbuat dari kayu sebagai latihan ketangkasan.
Al-Seiqali menyebutkan, para siswa SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan berusia 18 tahun bisa mendaftarkan diri secara sukarela untuk bergabung dengan batalyon militer Hamas.
Selain menjadi pelajaran ekstrakurikuler, para siswa juga mendapatkan tambahan mata pelajaran di kelas. Mereka diberikan tontonan video yang menunjukkan bagaimana perjalanan para pejuang sayap militer Hamas, brigade Izuddin al-Qassam.
Video tersebut juga memperlihatkan secara langsung dari komandan Hamas tentang pengarahan cara penggunaan senjata.
Saat ini program tersebut hanya berlaku bagi siswa laki-laki. Namun pejabat kementerian pendidikan Gaza, Muhammad Seyam mengharapkan tahun depan juga akan diterapkan bagi siswi perempuan. Rencananya, mereka juga akan dilibatkan dalam program latihan senjata dengan tujuan melatih kedisiplinan sekolah.
"Ini adalah proyek pendidikan dan tingkah laku nasional. Kami telah mengurangi hingga 90 persen masalah-masalah yang biasa kami dapati di sekolah kami, ada kedisiplinan di sekolah-sekolah dan rasa hormat yang besar antara guru dan murid, oleh karena itu kami telah mencapai tujuan utama dari proyek ini," papar Seyam.