REPUBLIKA.CO.ID, HAMBURG -- Iran telah melakukan pembicaraan dengan rumah ekspor untuk membeli 121.254 ton gandum asal Amerika Serikat (AS). Padahal, AS dan Eropa tengah memberlakukan sanksi keras untuk membendung program nuklir Teheran.
Impor gandum Iran secara tradisional ditangani oleh sektor swasta dan pemerintah. Namun negara telah mengambil peran yang lebih besar dalam pembelian satu tahun terakhir. Ini lantaran adanya kendala dalam perdagangan yang disebabkan oleh sanksi tegas Barat soal nuklir Iran.
Pada kenyataannya, sanksi tak menghentikan pengiriman makanan ke negara itu. Meski pun para importir Iran dipersulit untuk mendapatkan letter of credit guna membiayai pembelian atau melakukan transfer internasional melalui bank.
"Tidak ada konfirmasi bahwa penjualan telah dibuat tetapi ada negosiasi tentang gandum untuk pengiriman April," ujar salah seorang penjual.
Dikatakan, Goverment Trading Corporation (GTC) Iran saat ini mencari 110 ribu metrik ton (121.254 ton) gandum merah AS.
"Gandum AS adalah yang termurah di dunia dan ini menarik Iran, setidaknya 100 ribu metrik ton telah dibicarakan pekan lalu," ujar sumber lain.
GTC Iran diam-diam telah menghubungi rumah perdagangan untuk menawarkan secara langsung gandum dari pada mengeluarkan tender pembelian.
Iran sebelumnya telah membuat pembelian gandum AS secara besar-besaran pada Maret 2012. Meskipun sedang terjadi ketegangan politik. Mereka juga baru melakukan pembelian gandum dalam jumlah besar dari Jerman dan Australia bersama dengan pembelian besar soymeal dari Argentina dan India.