REPUBLIKA.CO.ID, ABIDJAN -- Tujuh orang tewas di Pantai Gading barat dalam bentrokan antara pasukan angkatan darat dan para petempur yang diyakini sebagai anggota milisi yang pernah mempunyai kaitan dengan presiden. Demikian laporan angkatan darat pada Kamis waktu setempat.
Negara utama penghasil biji coklat itu bangkit dari krisis politik yang berlangsung selama satu dekade.
Krisis politik itu kemudian berakhir melalui perang saudara singkat pada 2011.
Kekerasan bersenjata secara sporadis terus terjadi. Kekerasan secara umum dituding berkaitan dengan musuh-musuh Presiden Alassante Ouattara yang mengasingkan diri.
Kendati demikian, menjelang subuh pada hari Rabu, pria-pria bersenjata yang berpakaian dozo --kelompok pemburu mistis yang berjuang atas nama Outtara selama konflik tahun 2011-- menyerang sebuah pos angkatan darat di desa Zilebly di sepanjang perbatasan barat dengan Liberia yang bergejolak.
"Operasi-operasi pertama merupakan penyergapan. Dua kelompok operasi lainnya bersama polisi-polisi menduduki Zilebly sekira pukul 17.00 (waktu setempat)," kata laporan yang didapat oleh Reuters.
Empat warga sipil, dua tentara dan satu penyerang tewas dalam bentrokan tersebut. Sementara, satu tentara pemerintah mengalami luka-luka.
Bentrokan menyebabkan para warga di sekitar desa itu mengungsi. "Penduduk di desa-desa itu mengungsi ke keluarga-keluarga yang menampung mereka,'' kata juru bicara kantor koordinasi kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa OCHA, Anouk Desgroseilliers.
"Saat ini pengungsian masih berlangsung dan sulit untuk menyebutkan angka pasti soal berapa banyak orang yang harus meninggalkan tempat tinggal mereka,'' katanya.