REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sanksi buat pihak-pihak yang berkongsi dengan Iran sungguh ditegakkan. Pemerintah AS memberi sanksi bagi seorang pebisnis Yunani, Dimitris Cambis, yang secara sembunyi-sembunyi menyediakan jasa pengiriman barang via kapal.
“Hari ini kita berhasil menguak intrik Iran untuk mengelabui sanksi perdagangan minyak internasional,” cetus Kepala Bidang Data Terorisme dan Intelijen Keuangan, David Cohen, pada Reuters, Kamis (14/3).
Cambis ketahuan membeli delapan kapal tanker tahun lalu. Sebelumnya, warga negara AS ini pernah diwawancarai Reuters bulan lalu dan menyangkal pembelian kapalnya digunakan perusahaan minyak Iran, National Iranian Tanker Company. Menurut dia, Iran biasanya mendistribusikan minyaknya dengan kapal tanker tua menuju Cina.
Setelah berhasil membuktikan keterlibatan Cambis, Pemerintah AS bakal membekukan seluruh aset sang pengusaha dan memprosesnya dengan prosedur hukum. Pihak Yunani juga melakukan investigasi berbekal data kementerian perkapalannya. Namun, mereka mengaku sama sekali tak menemukan kapal berbendera Yunani ataupun perusahaan perkapalan yang terlibat dalam kasus tersebut.
"Kita akan terus menerus mengekspos praktik nakal Pemerintah Iran dan tegas menjatuhkan sanksi pada setiap pihak yang terbukti terlibat dalam skema perdagangan mereka,” kata Cohen menegaskan.
Sanksi AS berpengaruh terhadap ekspor minyak Iran pada 2012 yang terakumulasi lebih dari 1 juta barel per hari. Jaringan yang diincar AS setidaknya bernilai lebih dari 200 juta dolar AS di setiap kapal tanker. "Operasi yang dijalankan komplotan ini memakai sistem transfer minyak antarkapal. Kemudian, menjualnya ke pasar dunia bukan atas nama Iran,” kata Cohen.