Sabtu 16 Mar 2013 02:29 WIB

Obama: Iran Miliki Waktu Setahun Kembangkan Nuklir

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: AP Photo/Charles Dharapak
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Iran memiliki waktu sekitar satu tahun untuk mengembangkan senjata nuklir, dan Amerika Serikat (AS) tetap berkomitmen untuk melakukan segala upaya mencegah hal itu terjadi.

Hal itu dikatakan Presiden AS Barack Obama dalam sebuah wawancara eksklusif di Channel 2 Televisi Israel yang disiarkan Kamis, (14/3). Obama mengatakan bahwa untuk sementara ini dia masih lebih suka menggunakan cara diplomasi.

‘’Jadi ketika saya berkonsultasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seperti yang telah saya lakukan selama beberapa tahun terakhir tentang masalah ini, pesan saya kepadanya akan sama seperti sebelumnya yaitu jika kita dapat menyelesaikannya secara diplomatis maka itu adalah solusi yang lebih abadi,’’ ucap Obama.

Dia menekankan bahwa nuklir Iran berada di ‘garis merah’ dan semua opsi ada diatas meja (perundingan) untuk menghentikan upaya Iran. Dia menegaskan bahwa nuklir Iran juga akan berbahaya bagi dunia dan akan berbahaya untuk kepentingan keamanan nasional AS.

Tindakan terhadap nuklir Iran menjadi salah satu yang hal yang sempat memperkeruh hubungan antara Obama dan Netanyahu. Israel berulang kali mengancam untuk bertindak secara militer jika Iran tampaknya berada di ambang batas mendapatkan bom. Tapi AS mendorong tersedianya waktu yang memungkinkan untuk diplomasi dan sanksi ekonomi ketika Iran tetap menjalankan programnya.

‘’Apa yang saya juga mengatakan bahwa ada jendela, tidak terbatas dalam sebuah periode waktu, di mana kita bisa menyelesaikan ini secara diplomatis dan dalam semua kepentingan kita untuk melakukan hal ini,’’ katanya.

Kebuntuan nuklir Iran dengan Barat juga menjadi agenda selama perjalanan pertama presiden Obama ke negara Yahudi. Hubungan keduanya diperkirakan menegang, karena dia menghadapi tantangan yang sulit. Untuk itu dia mencoba untuk mempersempit perbedaan tentang masalah ini dengan Netanyahu. Obama mengakui bahwa dia dan Netanyahu memiliki perbedaan tapi mereka bersikeras mereka berbagi dan memiliki hubungan yang hebat.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement