REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik pada Jumat (15/3) atau Sabtu (16/3) pagi waktu Indonesia, di tengah kekhawatiran baru tentang kawasan kaya minyak Timur Tengah Timteng) menjelang kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Israel pekan depan.
Harga minyak juga tertekan oleh penurunan pada angka kepercayaan konsumen utama AS. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, ditutup pada 93,45 dolar AS per barel, naik 42 sen dari posisi Kamis (14/3).
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei naik 86 sen menjadi menetap di 109,82 dolar AS per barel di perdagangan London. Penurunan tak terduga survei sentimen konsumen Universitas Michigan "adalah faktor yang membuat WTI naik lebih lanjut," kata Michael Lynch dari Strategic Energy and Economic Research.
Kunjungan Obama ke Israel pekan depan, diperkirakan menyoroti ketegangan atas dugaan program senjata nuklir Iran, yang membuat pasar khawatir, kata James Williams dari WTRG Economics, seperti dilaporkan AFP.
Obama dijadwalkan tiba di Israel pada 20 Maret untuk kunjungan tiga hari, untuk pertamanya sejak terpilih sebagai presiden pada 2008. Perjalanan itu juga akan membawanya ke wilayah Palestina. "Akan ada banyak kebisingan tentang itu. Ia tak akan mengatakan akan membuat harga turun," kata Williams.
Pada Kamis, Obama memperingatkan Teheran hampir mendapatkan sebuah bom nuklir dan opsi militer AS tetap di atas meja. Dalam sebuah wawancara dengan televisi Saluran 2 Israel, Obama meletakkan sebuah batas waktu yang jelas bagi Iran untuk memperoleh kapasitas nuklir militer, dan mengatakan bahwa Washington tidak akan menunggu sampai menit terakhir untuk mengambil tindakan menghentikannya.