REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Ratusan ribu warga Venezuela, Jumat (15/3), berjalan di samping peti mati mendiang presiden Hugo Chavez, saat jenazahnya dibawa ke barak di puncak gunung, tempat yang dulu ia sebut rumah dan hari ini menjadi Museum Sejarah Militer.
Tempat itu, yang berada di permukiman kelas pekerja 23 de Enero di bagian barat-laut Karakas, adalah tempat jenazah Chavez akan tetap disimpan sampai para pejabat memutuskan tempat peristirahatan terakhirnya.
Para pendukungnya ingin jenazah Chavez dimakamkan di sebelah Pahlawan Kemerdekaan Amerika Latin Simon Bolivar, yang sangat dikagumi Chavez dan memberi nama kegiatan tersebut sebagai Revolusi Bolivar.
Jenazah mantan personel para-militer itu telah ditempatkan di Akademi Militer di Ibu Kota Venezuela, Karakas, sejak hari kematiannya pada 5 Maret 2013 akibat kanker, dan jutaan orang telah memberi penghormatan.
Menurut laporan Xinhua, kerumunan orang memenuhi jalan selama prosesi dua jam pada Jumat menuju barak tersebut, tempat jenazah pembaharu sosialis itu diterima melalui upacara kehormatan militer dan tembakan meriam. Sementara itu, 32 bendera negara anggota Masyarakat Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) berkibar di tempat tersebut.