REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Memasuki tahun kedua konflik Suriah, Jumat (15/3), kondisi di sana dipenuhi dengan bentrokan antara prajurit pemerintah Bashar Al Assad dengan oposisi suriah.
Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, yang berpusat di London, Inggris, menyatakan sebanyak 18 warga sipil tewas pada Jumat akibat pemboman tentara pemerintah terhadap pinggiran Damaskus, Muadamieh, Douma, Hammourieh, Saqba dan Kota Kecil Pelancongan, Zabadani.
Di Provinsi Aleppo, Suriah utara, Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Alqaidah dan didukung kelompok garis keras lain, berhasil menyerbu Batalion Persenjataan di Kota Kecil Khan Touman, setelah bentrokan sengit yang telah berkecamuk di daerah itu sejak Kamis malam (14/3), kata Observatorium.
Bentrokan itu telah menewaskan 18 prajurit dan 14 petempur dari An-Nusra, kata Observatorium tersebut, seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (16/3).
Sementara itu, kantor berita resmi Suriah, SANA, menyatakan ada teror yang menyerang tembakan mortir daerah permukiman dan tempat ibadah di permukiman As-Sulaimanieh di Kota Aleppo, sehingga menimbulkan kerusakan materil tapi tak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Satu sumber resmi memberitahu SANA satu bom mortir jatuh di dekat Gereja Orthodoks Suriah dan mengakibatkan kerusakan materil. Ia menambahkan satu lagi bom mortir menghantam bangunan sekolah Al-Maari di As-Sulaimanieh dan mengakibatkan kerugian harta. Kantor berita resmi itu juga melaporkan operasi militer pemerintah di banyak daerah bergolak di seluruh negeri tersebut.