Senin 18 Mar 2013 22:30 WIB

Oposisi Afghanistan Buka Kran Negosiasi dengan Taliban

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Karta Raharja Ucu
Taliban
Foto: AP
Taliban

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Partai oposisi Afghanistan mengaku frustasi dengan perkembangan perdamaian antara pemerintah dengan Taliban. Akhirnya pihak oposisi bersedia bernegosiasi dengan kelompok militan tersebut.

Mereka berharap akan mampu tercapai kesepakatan untuk mengakhiri sebelas tahun perang. Taliban dan pemimpin oposisi mengonfirmasi kabar tersebut kepada Associated Press. Untuk pertama kalinya pihak oposisi berbicara dengan Taliban.

Pembicaraan telah dimulai sejak awal tahun. Begitu juga pembicaraan dengan kelompok militan pimpinan Gulbuddin Hekmatyar yang diklaim sebagai teroris oleh AS.

Mereka mencoba mencari resolusi politik atas perang menjelang dua kejadian penting yang akan terjadi di 2014. Pertama, pemilihan presiden untuk menentukan penerus Presiden Hamis Karzai dan tahap akhir penarikan pasukan internasional. Dua peristiwa ini dikhawatirkan dapat memicu ketidakstabilan di Afghanistan.

"Kami ingin solusi bagi Afghanistan, tapi tiap langkah perlu kehati-hatian. Bagaimanapun kami harus memulainya," ujar pendiri persatuan oposisi Hamid Gailani, seperti dilansir AP, Senin (18/3).

Dua pejabat senior Taliban mengindikasikan keinginan melakukan pembicaraan. Taliban juga menginginkan pembicaraan dengan AS yang batal dilakukan tahun lalu. Kelompok militan itu menolak bernegosiasi dengan pemerintahan Karzai karena menganggap pemerintah sebagai boneka AS.

Kelompok militan Islam Hekmatyar mengaku telah menggelar pertemuan baik dengan pemerintahan Karzai maupun AS. Dalam beberapa pekan terakhir, Karzai menuduh AS bekerja sama dengan Taliban agar pasukan asing tetap berada di Afghanistan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement