Selasa 19 Mar 2013 12:14 WIB

HSBC Hadapi Tuduhan Pencucian Uang di Argentina

Rep: Nur Aini/ Red: Hazliansyah
HSBC (ilustrasi)
HSBC (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Perbankan raksasa, HSBC kembali menghadapi tuduhan pencucian uang di Argentina. Tahun lalu, HSBC harus membayar denda di Amerika Serikat karena kasus serupa.

Pemerintah Argentina menuduh HSBC memfasilitasi pencucian uang dan penggelapan pajak dengan nilai hingga 392 juta peso atau sekitar Rp 746 miliar. Otoritas pajak negara telah mengajukan tuntutan pidana terhadap HSBC.

Pihak HSBC mengatakan akan bekerjasama dengan penyelidikan. Tuduhan itu dinilai mereka sebagai keprihatinan besar.

"Kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan pihak berwenang untuk memastikan tinjauan menyeluruh dan solusi yang tepat dari masalah ini," ujar juru bicara HSBC, Lyssette Bravo, dilansir dari BBC, Selasa (19/3).

Tahun lalu, HSBC sepakat membayar 1,9 miliar dolar AS untuk penyelesaian kasus pencucian uang. Denda itu merupakan yang terbesar dalam kasus tersebut.

Pemerintah Arganetina membuka kasus HSBC pada Senin malam (18/3) waktu setempat. "Atas dasar apa yang kami selidiki sejauh ini, dalam enam bulan kami mencatat 392 juta peso dalam transaksi penipuan," Kata Kepala Badan Pajak Argentina, Ricardo Echagaray.

Dia menambahkan HSBC juga membantu klien menghindari pajak 224 juta peso. Pencucian uang merupakan tindakan menyamarkan hasil tindak pidana sehingga uang tidak lagi dihubungkan dengan tindak pidana tersebut.

HSBC sebelumnya mengaku telah mengambil langkah-langkah untuk memperketat operasinya. Tahun lalu, HSBC menganggarkan 290 juta dolar AS untuk meningkatkan sistem pencegahan pencucian uang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement