Selasa 19 Mar 2013 20:12 WIB

Suriah-Gerilyawan Tuding Soal Penggunaan Senjata Kimia

Rep: Antara/AFP/ Red: Djibril Muhammad
Penduduk Suriah mencoba memadamkan api bekas pertempuran tentara dengan pemberontak di Damaskus
Foto: Reuters
Penduduk Suriah mencoba memadamkan api bekas pertempuran tentara dengan pemberontak di Damaskus

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah menuduh gerilyawan menggunakan senjata kimia, sementara media pemerintah menyatakan "teroris" menembakkan "roket mengandung bahan kimia" di provinsi Aleppo dan membunuh 15 orang.

"Teroris menembakkan roket mengandung bahan kimia di Khan al-Assal di provinsi Aleppo dan keterangan awal menyebutkan 15 orang tewas, sebagian besar warga," kata kantor berita pemerintah SANA dan televisi negara Suriah, Selasa (19/3).

Tuduhan itu adalah klaim pertama sejenis itu yang dilakukan oleh rezim Presiden Bashar al-Assad terhadap pasukan gerilyawan, meskipun masyarakat internasional telah memperingatkan rezim terhadap penggunaan senjata kimia.

Ada juga kekhawatiran bahwa senjata itu bisa jatuh ke tangan gerilyawan, yang terutama menjadi kekhawatiran Amerika Serikat dan Israel jika rezim kehilangan kontrol atas itu.

Cadangan senjata kimia Suriah, yang dimulai sejak tahun 1970-an, adalah yang terbesar di Timur Tengah, tapi kapasitasnya yang tepat masih belum jelas, menurut pengulas, dan rezim belum mengakui kepemilikan senjata itu.

Negara itu memiliki ratusan ton bahan kimia, termasuk sarin dan senyawa saraf VX, serta senyawa-senyawa yang lebih tua seperti gas mustard yang tersebar di puluhan situs penyimpanan, menurut para ahli.

Tapi masih belum jelas apakah senjata kimia itu telah siap diluncurkan pada peluru kendali, jika bahan kimia itu tetap efektif, dan apakah rezim mampu memperbaharui kembali cadangan bahan kimianya.

Damaskus mengatakan pihaknya mungkin menggunakan senjata kimia itu jika diserang oleh pihak luar, meskipun tidak untuk menyerang rakyatnya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement