Selasa 19 Mar 2013 20:24 WIB

Rakyat AS Terpecah Soal Invasi Irak

Bendera AS
Bendera AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Satu dasawarsa sesudah serbuan pimpinan Amerika Serikat terhadap Irak, rakyat negara adidaya itu masih terpecah atas perang tersebut. Sebagian besar mempercayainya sebagai kesalahan.

Jajak pendapat Gallup, yang pertama sejak pasukan Amerika Serikat mundur dari Irak pada Desember 2011, menunjukkan rakyat negara adidaya itu masih terpecah atas perang tersebut.

Sebanyak 53 persen menyatakan menyesali keputusan menyerang itu. Sementara, sebanyak 42 persen menyebutnya bukan kesalahan. Jajak pendapat itu menunjukkan sedikit perubahan dalam pendapat umum sejak survai pada 2009.

Penentangan warga AS terhadap invasi Irak memuncak pada April 2008. Sebanyak 63 persen menyatakan serbuan tersebut adalah kesalahan.

Responden yang dikenali atau terkait dengan partai Republik itu 66 persen menyatakan perang bukan kesalahan. Tapi, sebanyak 73 persen di kalangan Demokrat menyatakan serbuan ke Irak adalah kesalahan.

Jajak pendapat Gallup didasarkan atas wawancara telepon dengan 1.022 orang dewasa pada 7-10 Maret. Tingkat kesalahan lebih kurang empat persen.

Pemerintahan George W Bush melancarkan serbuan ke Irak dengan alasan Presiden Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal dan perlu dilucuti. Senjata pemusnah seperti itu tidak pernah ditemukan.

sumber : Antara/AFP

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement