Kamis 21 Mar 2013 15:30 WIB

PBB Didesak Selidiki Serangan Senjata Kimia Suriah

Sebuah tank milik pemerintah Suriah terbakar dalam peperangan lawan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Damaskus pada Selasa (19/3).
Foto: Reuters/Mohammed Dimashkia
Sebuah tank milik pemerintah Suriah terbakar dalam peperangan lawan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Damaskus pada Selasa (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Inggris, Prancis dan Amerika Serikat menyerukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menggelar penyelidikan atas tuduhan pemerintah Suriah dan oposisi mengenai serangan senjata kimia.

Tetapi Rusia, sekutu besar terakhir Presiden Bashar al-Assad, berkeras pada pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa hanya tuduhan yang diajukan pemerintah Suriah yang harus diselidiki.

Suriah telah meminta PBB melakukan penyelidikan independen atas klaimnya bahwa pemberontak oposisi menggunakan senjata kimia dalam serangan di dekat Aleppo pada Selasa. Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan permintaan tertulis dari pemerintah Damaskus kini sedang dipelajari.

Pihak oposisi mengatakan pemerintah menggunakan senjata kimia dalam serangan Aleppo dan tempat-tempat lain dekat Damaskus.

Perpecahan-perpecahan selama konflik dua tahun Suriah kembali meletus di pertemuan Dewan Keamanan di mana Prancis mengangkat tuduhan-tuduhan itu. Duta Besar Prancis di PBB, Gerard Araud, mengatakan belum ada bukti dari penggunaan senjata-senjata kimia oleh pihak manapun di Suriah.

Araud mengatakan kepada wartawan bahwa mayoritas dari 15 anggota Dewan Keamanan ingin mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, untuk menyerukan penyelidikan semua tuduhan penggunaan senjata kimia itu.

Inggris dan Amerika Serikat di antara negara-negara yang mendukung usulan itu. ''Fakta-fakta perlu diklarifikasi,'' kata Wakil Duta Besar Inggris di PBB, Philip Parham.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement