Kamis 21 Mar 2013 18:18 WIB

Konflik Perang, Permintaan Suaka Naik

Rep: Indah Wulandari/ Red: Dewi Mardiani
Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.
Foto: NEW YORK TIMES
Pengungsi Suriah di Lebanon mengelilingi tungku untuk menghangatkan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Permintaan suaka kewarganegaraan meningkat 8 persen. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengeklaim kenaikan ini tertinggi dalam satu dekade. Sebanyak 479.300 formulir pendaftaran suaka berasal dari 44 negara.

“Angka ini tertinggi sejak 2003 dan ada tren peningkatan setiap tahunnya sejak 2006 lalu,” ungkap para komisioner UNHCR dalam laporan tahunan Tren Pengungsi 2012 seperti dikutip Reuters, Kamis (21/3).

Permintaan suaka paling mencolok berasal dari kalangan pengungsi Suriah. Dokumen permohonan mereka mencapai 24.800 tahun lalu. Peningkatannya tiga kali lipat dari tahun 2011. Angka ini menduduki posisi kedua setelah pengungsi Afghanistan yang mencapai  36.600 permohonan. Hingga kini, jumlah pengungsi Suriah mencapai 1,1 juta orang. Pertempuran di Irak, Pakistan, dan Somalia juga menimbulkan permintaan suaka naik.

"Kondisi peperangan memicu banyak orang mencari suaka,” terang Komisioner UNHCR Antonio Guterres. Di tengah kecamuk konflik, cetusnya, negara-negara perbatasan seharusnya membuka kesempatan bagi para pengungsi untuk bisa meneruskan hidup di negara yang lebih aman.

Pernyataan Guterres itu menyinggung kelompok anti-warga asing di beberapa negara Eropa. Dia membuka data jika angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan era 1990-an. Saat itu konflik Yugoslavia, Afghanistan, dan dataran Afrika memanas. UNHCR mendata ada sekitar 800 ribu permintaan suaka yang diajukan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement