REPUBLIKA.CO.ID, NICOSIA -- Menteri Keuangan 17 negara zona Euro mengajukan proposal untuk merestrukturisasi dan membekukan semua aset yang dimiliki dua bank terbesar di Siprus, Laiki dan Bank Siprus. Mereka akan mulai negosiasi untuk proposal baru tersebut.
"Euro bersiap untuk berdiskui dengan pihak berwenang Siprus untuk proposal baru yang diharapkan Siprus dapat hadir secepat mungkin, " ujar pernyataan yang dirilis Euro Group dilansir The Telegraph.
Pemerintah Siprus juga mengajukan rancangan undang-undang kepada parlemen setempat untuk memberlakukan kontrol modal yang ketat untuk bank. Rencananya, bank di Siprus baru akan buka pada Selasa pekan depan. Pekan ini bank di Siprus ditutup untuk menghindari penarikan dana besar-besaran. Undang-undang yang baru tersebut ditujukan untuk membatasi keluarnya dana 60 ribu ekspartriat Inggris di bank Siprus.
Gubernur Bank Sentral Siprus, Panicos Demetriades mengatakan aturan tersebut penting untuk merestrukturisasi dan memulihkan sistem perbankan Siprus dalam ancaman krisis. Bank di Siprus terancam kehilangan 1,7 miliar poundsterling dari penarikan dana warga Inggris. "Proses konsolidasi ini akan mencegah risiko kegagalan bank dan melindungi nasabah dengan tabungan 100 ribu euro, " ujarnya.
Siprus akan membagi Laiki ke dalam dua entitas. Pertama akan dibagi untuk tabungan dengan nilai di bawah 100 ribu euro dan lainnya untuk tabungan yang lebih besar. Warga Siprus panik dengan ancaman bank sentral Eropa yang mengancam memotong dana jika tidak ada kesepakatan bailout. Untuk mencegah bank lumpuh, penarikan dibatasi 260 euro per hari.