Ahad 24 Mar 2013 08:43 WIB

Gerilyawan Selaka Masuki Ibu Kota Afrika Tengah

Kelompok organisasi rakyat adi Republik Afrika Tengah berunjuk rasa di Bangui, meminta Prancis mengatasi pemberontakan di sana.
Foto: reuters.com
Kelompok organisasi rakyat adi Republik Afrika Tengah berunjuk rasa di Bangui, meminta Prancis mengatasi pemberontakan di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Koalisi gerilyawan Seleka memasuki Bangui, Ibu Kota Republik Afrika Tengah, pada Sabtu sore (23/3) waktu setempat. Demikian kata staf Xinhua di lokasi.

Tentara Afrika Selatan di Bangui yang memberi pelatihan militer kepada tentara lokal segera mundur ke Istana Presiden. Di kota tersebut, pasokan listrik telah diputus selama berjam-jam.

Gerilyawan terlibat pertempuran dalam jarak beberapa mil pada Sabtu pagi. Mereka sehari sebelumnya menyatakan menguasai Bossangoa dan Damara yang berjarak 75 kilometer dari Bangui. Gerilyawan menyatakan akan segera sampai di gerbang Ibu Kota Republik Afrika Tengah (CAR).

Penduduk mendengar suara tembakan senjata api ketika gerilyawan mendekati bagian utara kota itu. Kota yang berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo (DRC) di seberang satu sungai.

Seleka melancarkan serangan kilat pekan ini setelah memberi pemerintah tenggat untuk menghormati kesepakatan perdamaian yang ditandatangani pada Januari untuk membebaskan semua tahanan politik.

Hasil kesepakatan juga menyerukan untuk menyatukan gerilyawan ke dalam tentara nasional dan menarik tengara Uganda serta Afrika Selatan. Tentara negara tetangga tersebut ditempatkan di Afrika Tengah guna melindungi Pemerintah yang berpusat di Bangui.

Gerilyawan Selaka menuduh Presiden Francois Bozize yang memangku jabatan pada 2003 itu gagal menerapkan serangkaian kesepakatan perdamaian tersebut.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement