REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir, Mohammed Mursi, menyeru semua kekuatan politik di negerinya agar tidak menyediakan perlindungan politik atau keabsahan bagi aksi kerusuhan atau kekacauan yang berlangsung di Mesir.
"Darah orang Mesir sangat berharga dan disayang," kata Mursi dalam pidato pembukaan peresmian konferensi mengenai dukungan bagi kebebasan dan hak asasi perempuan.
Seruannya diumumkan setelah bentrokan sengit meletus pada Jumat (22/3) antara anggota kelompok Ikhwanul Muslimin dan pemrotes di dekat markas Ikhwanul Muslimin di Ibu Kota Kairo. Bentrokan mengakibatkan 200 orang lebih mengalami luka.
Dalam pidatonya tersebut, Mursi mengutuk kerusuhan pada Jumat dan sabotase terhadap harga pribadi serta negara.
"Saya tidak senang jika penyelidikan membuktikan keterlibatan sebagian politikus dalam peristiwa belum lama ini," kata Mursi sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Senin (25/3).
Mursi menggaris-bawahi bahwa semua orang Mesir sama di depan hukum. Mursi pun mengatakan ia adalah presiden buat semua orang Mesir.
"Kerusuhan tidak diizinkan baik dilakukan oleh pendukung, penentang, polisi ataupun negarawan,'' katanya.
"Saya takkan pernah mengizinkan pertumpahan darah lebih lanjut. Jika saya harus melakukan tindakan yang perlu untuk melindungi bangsa ini, saya akan melakukannya,'' kata Mursi. ''Saya khawatir saya harus melakukan itu.''