Selasa 26 Mar 2013 08:57 WIB

Rusia Anggap Bailout Siprus Pencurian

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
PM Rusia, Dmitry Medvedev
PM Rusia, Dmitry Medvedev

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengutuk keras kesepakatan dana talangan (bailout) antara Siprus dengan pemberi dana internasional. Mereka menganggap kesepakatan tersebut merupakan pencurian.

"Pencurian atas apa yang selama ini dicuri terus berlanjut," ujar Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev dilansir PressTV.

Kesepakatan sebelumnya telah dibuat antara pemerintah Siprus dengan pemberi dana dari Bank Sentral Eropa, Uni Eropa, dan IMF. Medvedev mengatakan kesepakatan akan menyelamatkan kebangkrutan Siprus, namun di sisi lain menimbulkan kerugian bagi para nasabah.

Pemerintah Siprus sepakat memungut pajak 40 persen dari tabungan nasabah yang nilainya lebih dari 100 ribu euro di dua bank terbesar Siprus. Warga Rusia memiliki sekitar 20 miliar euro di bank Siprus.

Moskow berencana mempelajari akibat dari kesepakatan dana talangan termasuk merestrukturisasi utang ke Nicosia dari Rusia sebesar 2,5 miliar euro. Kesepakatan tersebut juga mendapat kritik keras dari anggota parlemen Siprus, Yiannakis Omirou. "Keputusan ini sangat melukai warga Siprus, " ujarnya.

Rakyat Siprus turun ke jalan untuk memprotes kesepakatan dana talangan. Massa berkumpul di luar parlemen di Nicosia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement