REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (26/3) menunjuk ilmuwan asal Swedia untuk memimpin tim penyelidikan soal kemungkinan penggunaan senjata kimia di Suriah. Di sisi lain, PBB mencegah para pakar dari negara-negara utama untuk ambil bagian dalam penyelidikan.
Pemimpin PBB Ban Ki-moon menunjuk Ake Sellstrom dari Swedia untuk memimpin penyelidikan. Sellstrom adalah penyelidik kawakan persenjataan di Irak pada tahun 1990-an. Mandat pasti untuk penyelidikan Suriah itu belum diumumkan kendati PBB mengatakan penyelidikan dilakukan bukan untuk mencari tahu siapa yang mungkin melakukan serangan dengan senjata kimia.
Ban telah mengatakan kepada para anggota permanen Dewan Keamanan PBB, yang disebut P5, yaitu Inggris, Cina, Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, bahwa mereka tidak akan diperbolehkan untuk turut serta dalam penyelidikan tersebut, kata para diplomat, seperti dilansir dari AFP, Rabu (27/3).
Keputusan itu diambil karena adanya perpecahan pandangan menyangkut perang dua tahun yang kian parah di Suriah antara pasukan Presiden Bashar al-Assad dan para gerilyawan oposisi. Rusia, yang merupakan pendukung internasional utama Assad, telah menyatakan bahwa pihaknya merasa tersinggung dengan larangan itu.
Duta besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, mengatakan, "Kami diberitahu bahwa pihak sekretariat lebih suka memiliki tim yang tidak menyertakan para anggota P5. Kami tidak sepenuhnya sepakat soal itu, namun hal utama adalah bahwa tim tersebut akan berlaku seobjektif mungkin."