Rabu 27 Mar 2013 09:50 WIB

Latihan Militer di Situs Arkeologi Jalur Gaza Picu Kekhawatiran

Pemuda Palestina tanpa rasa takut dan hanya menggunakan batu melakukan perlawanan terhadap tentara Israel di Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (17/11).
Foto: AP/Nasser Shiyoukhi
Pemuda Palestina tanpa rasa takut dan hanya menggunakan batu melakukan perlawanan terhadap tentara Israel di Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Satu situs arkeologi yang terkenal di bagian utara Jalur Gaza telah berubah menjadi kompleks pelatihan buat kelompok gerilyawan, sehingga memicu kecaman dari ahli arkeologi.

Tempat itu, yang terkenal dengan nama Blakhiyeh, dulu biasa digunakan oleh warga Canaan sebagai pelabuhan komersial untuk menghubungkan Palestina dengan belahan lain dunia kuno. Lokasi tersebut, yang dihuni dai 800 SM sampai 1100 M, telah menyaksikan serangkaian kebudayaan, dan diduga telah menimbun banyak harga.

Akibat kekurangan dana, lokasi tersebut saat ini ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut. Lima tahun lalu, sayap bersenjata HAMAS, Brigade Al-Qassam, mendirikan kompleks pelatihan militer di dekat lokasi kuno itu, demikian laporan Xinhua, Rabu (27/3)

Ketika rakyat Palestina di Jalur Gaza menghadapi konflik sengit dengan Israel pada 2009, dan sekali lagi pada 2012, lokasi arkeologi tersebut dijatuhi rudal dan mengalami banyak kerusakan. Sekarang, para ahli arkeologi dan pegiat, yang menyaksikan gerilyawan Palestina menggunakan lokasi Blakhiyeh untuk pelatihan militer dan paramiliter, bahkan makin khawatir warisan budaya itu akan hancur.

"Menggunakan lokasi tersebut buat pelatihan militer dan mendatangkan buldozer untuk meratakan lokasi itu bisa menimbulkan kerusakan parah pada mosaik. Menggunakan tempat tersebut untuk pelatihan tak pernah bisa dibenarkan. Kita perlu campur-tangan segera," kata Mustafa Ibrahi, pegiat yang berpusat di Jalur Gaza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement