REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara memperingatkan Presiden Korea Selatan untuk "menjaga mulutnya", Rabu (27/3), di tengah meningkatnya ketegangan di antara kedua negara. Belum lama ini Korea Utara mengancam Amerika Serikat dengan perang nuklir dan menyerang pesawat tanpa awak di Korea Selatan.
Park Geun-hye, Presiden perempuan pertama Korea Selatan, memperingati ulang tahun ketiga penenggelaman kapal perang Korea Selatan yang menewaskan 46 pelaut dengan mengeluarkan himbauan kepada Utara untuk menghentikan ambisi nuklirnya demi menyelamatkan rakyatnya yang kelaparan.
"Pemilik Cheongwadae (kantor kepresidenan Korea Selatan) lebih baik menjaga mulutnya," lapor kantor berita Korea Utara KCNA mengutip juru bicara Komisi Reunifikasi Damai Korea.
Sudah bukan rahasia lagi Korea Utara membenci Park dan belum lama bulan ini merujuk sang presiden dengan kipas-kipas berbisa dari busananya.
Korea Utara berulangkali menyerang pendahulu Park, Lee Myung-bak, dengan retorika-retorika perang. Utara menyebut Lee yang memotong bantuan ke Pyongyang selama lima tahun memerintah Selatan sebagai "tikus sialan". Bukan hanya itu negara ini juga menembak dan menggantung boneka Lee.
Park (61) menempatkan upaya membangun persahabatan dengan Pyongyang pada prioritas utama selama kampanye kepresidenan 2012 lalu, namun selalu menyatakan peningkatan hubungan dengan Utara tergantung pada kemauan Utara untuk menghentikan program senjata nuklirnya.