REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sekjen PBB Ban Ki-moon meminta 11.200 pasukan penjaga perdamaian untuk dikirim ke Mali setelah Prancis menarik pasukannya medio Januari 2013 lalu.
"Situasi lapangan di Mali perlu dicairkan. Kelompok ekstrimis masih bisa mengancam keamanan warga sipil dan personil PBB," katanya menegaskan Ban, Rabu (27/3).
Permintaan Ban ditujukan pada Dekan Keamanan PBB agar misi pasukan gabungan AFISMA makin kuat. Fungsi pasukan, sebutnya, untuk menstabilisasi keadaan di Mali dan negara-negara perbatasannya di Afrika Barat.
Sebelumnya Ban menolak permintaan Mali serta Uni Afrika untuk mengirim pasukan tempur pembasmi kelompok militan. Dia beralasan, pasukan penjaga perdamaian tidak dilatih untuk memerangi kelompok tersebut di medan gurun dan gunung di Mali utara.
Ban kemudian meminta agar pasukan AFISMA juga diberi kemampuan bertempur agara bisa melaksanakan misi PBB di daerah konflik. Sedangkan pasukan penjaga perdamaian melindungi warga sipil karena mereka juga terdiri dari 1.440 anggota polisi. "Jadi sudah jelas perbedaan fungsi antara kedua pasukan tadi,” ulas Ban.