REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pertemuan panel tingkat tinggi atau High Level Panel (HLP) tentang agenda pembangunan pasca-2015 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/3) telah selesai. Panel telah menyepakati bentuk kerja sama kemitraan global untuk kerangka kerja pembangunan pasca-2015.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan pertemuan di Bali terfokus pada kemitraan global dan juga implementasinya untuk mengentaskan kemiskinan. Menurutnya, untuk mengentaskan kemiskinan yang ada di dunia setiap negara punya peran dan bisa berkontribusi. Karena itu, pola pikir yang mengotak-ngotakkan negara perlu ditinggalkan.
“Kemitraan global bukan hanya kerja sama negara maju-berkembang, bukan hanya negara dan non state actor, bukan hanya pengurangan kemiskinan tetapi juga pembangunan berkelanjutan,” katanya saat memberikan keterangan pers bersama degnan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Menteri Pembangunan Internasional Inggris, Justin Greening yang mewakili Perdana Menteri Inggris, David Cameron yang berhalangan hadir.
Dalam pertemuan yang melibatkan sekitar 27 perwakilan negara ini, panel membahas konsep kerja sama kemitraan secara utuh dan serius. Termasuk melakukan evaluasi terhadap impelementasi kemitraan global selama ini untuk mencapai MDGs. Panel pun sepakat hasil dari pertemuan-pertemuan panel selama enam bulan terakhir akan disusun dan diserahkan ke Sekjen PBB, Ban ki Moon pada Mei mendatang.
Di dalamnya, akan berisi agenda dan tujuan dengan narasi yang diperlukan. Panel akan menyebut hasil pertemuan tingkat tinggi tersebut dengan nama Sustainable Development Goals (SDGs). “Dari Bali ke New York. Nama pengganti MDGs nanti yakni Sustainable Development Goals (SDGs),” katanya.