REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perwakilan tujuh negara di dunia membahas tentang diskriminasi gender di lingkungan pendidikan dalam ajang workshop Regional Platform Co-operation (CPR) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Ketujuh negara ini adalah Jerman, Vietnam, Thailand, Laos, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia. UNY merupakan wakil Indonesia di ajang yang digelar selama tiga hari, dimulai Kamis (28/3).
"Kita banyak melakukan sharing penelitian terkait diskriminasi gender di dunia pendidikan," terang Ketua Panitia CPR UNY, Yuswati. Hadir dalam kegiatan ini guru besar dari Jerman, Julia Gillen.
Menurutnya, diskriminasi gender di dunia pendidikan masih saja terjadi. Bahkan, hak pendidikan antara perempuan dan laki-laki seringkali tidak bisa sama. Hal inilah yang menjadi pembahasan dalam kegiatan tersebut.
Diakuinya, diperlukan penelitian yang sistematis baik secara umum maupun khusus tentang isu tersebut. Beberapa isu penting yang dibahas adalah mengembangkan pengukuran yang berorientasi individu dan universitas terkait dengan topik kesetaraan gender. Selain itu juga mendisain prosedur untukmelaksakan survey sebagai partner universitas pada topik kesetaraan gender dalam bidang pendidikan.